KORDINASI
Kebutuhan
akan koordinasi
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam
tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan
sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak
mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi
itu sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan
tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi
saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat
3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1.
Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan
yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan
organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang lain
dapat bekerja.
Masalah-Masalah Pencapaian Kordinasi
yang Efektif
Empat tipe
perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan
departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W.
Lorch adalah:
Perbedaan dalam
orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari
departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
Perbedaan dalam
oriantasi waktu
Manajer akan lebih
memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode
waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.
Perbedaan dalam
orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi
memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar,
sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap
orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
Perbedaan dalam
formalitas struktur.
Setiap tipe satuan
dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang
berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi
karyawan.
Pendekatan –Pedekatan untuk mencapai Kordinasi
yand Efektif
Komunikasi adalah
kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada
perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian
tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya
koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan untuk
pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik
Manajemen Dasar
Untuk mencapai
koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik
manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum
kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif
tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
Mekanisme teknik
manajemen dasar
Aturan dan
prosedur.
Adalah keputusan-keputusan
manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat
juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Rencana dan
penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningakatkan
koordinasi potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Sistem informasi
vertikal.
Adalah peralatan
melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran,
keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan
informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Metoda Pengurangan
Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa
situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan sumber
daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber
daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan
tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini
mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung
jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan)
MEKANISME
– MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR
dalam
pengkoordinasian dasar qt harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg
harus di perhatikan
1. Hirarki
manajerial.
Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan
prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3. Rencana dan
penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningakatkan koordinasi
potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi
saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini
dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
- Sistem informasi vertikal.
Adalah
peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti
pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk
meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
- Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui
pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang
dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
1. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
2. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
3. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
4. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
5. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
1. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
2. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
3. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
4. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
5. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Pengurangan Kebutuhan akan
Koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
- Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
- Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik
ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Nama
: Mahinder singh
Kelas
: 1DB09
Npm : 34112390
Sumber
: http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/07/105/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar